Skip to main content

Meterai Tempel 15 Sen - Revenue Stamp



Meterai = Pajak.

Meterai bukan buat kirim surat tapi sebagai bukti syahnya sebuah dokumen bila dipakai sebagai bukti hukum.

Boleh saja kuitansi tanpa meterai tapi yang mengeluarkan atau yang menyerahkan uang tentu tidak mau jika penerima uang tidak membubuhi meterai karena bukti syah nya serah terima uang ya dengan meterai itu.

Lalu bagaimana jika sebuah dokumen pada saat terjadinya proses aktivitas belum di bubuhi meterai lalu di kemudian hari dipakai sebagai bukti perkara. Yang demikian bisa di bubuhi meterai dikemudian hari atau pada saat dibutuhkan, tentu saja pemeteraian itu akan syah jika di legalisir oleh pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah.

Apa di negara lain ada meterai, ya ada cuma beda nama. (Revenue Stamp)


Description

Revenue stamps are stamps used to collect taxes and fees. They are issued by Governments, national and local, and by official bodies of various kinds. They take many forms and may be gummed and ungummed, peforated or imperforate, printed or embossed, and of any size. In many countries, they are as detailed in their design as banknotes and they are often made from the same type of paper. The high value of many revenue stamps means that they may contain security devices to prevent counterfeiting.

History

The use of revenue stamps goes back further than that of postage stamps (first used in 1840); the stamps of the Stamp Acts of the 18th century were revenues. Their use became widespread in the 19th century, partly inspired by the success of the postage stamp, and partly motivated by the desire to streamline government operations, the presence of a revenue stamp being an indication that the item in question had already paid the necessary fees. Revenue stamps have become less commonly seen in the 21st century, with the rise of computerization and the ability to use numbers to track payments accurately.

There are a great many kinds of revenue stamps in the world, and it is likely that some are still uncataloged. Both national and local entities have issued them. In certain periods government have combined the uses of postage and revenue stamps, calling them "postal fiscals" or inscribing them "Postage and Revenue".

Comments

Popular posts from this blog

ISTANA PRESIDEN - INDONESIAN PRESIDENT PALACE - POSTCARD

ISTANA PRESIDEN (INDONESIAN PRESIDENT PALACE) POSTCARD     ISTANA BOGOR Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran". Sejak tahun 1870 hingga 1942 , Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris. Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace , kediaman Duke Malborough , dekat kota Oxfo...

Perangko Set Cerita Rakyat - Indonesian Folktales Stamp Series

Malin Kundang adalah kaba yang berasal dari provinsi Sumatera Barat , Indonesia . Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang , konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang. Cerita rakyat yang mirip juga dapat ditemukan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Di Malaysia cerita serupa berkisah tentang Si Tenggang [1] , sedangkan di Brunei Nakhoda Manis [2] . Cerita Si Tenggang pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada 1975 sebagai judul Nakoda Tenggang : sebuah legenda dari Malaysia / oleh A. Damhoeri. [3] Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tatar Sunda . Legenda tersebut berkisah tentang penciptaan danau Bandung , Gunung Tangkuban Parahu , Gunung Burangrang dan Gunung Bukit Tunggul . Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, ...